Basarnas Pangkalpinang Kini Miliki Alat Canggih, “Aqua Eye” dan “Under Water Search Device”

Kepala Basarnas Pangkalpinang, Fazzli Beserta Anggota Basarnas Perlihatkan Alat Canggih Pendukung Operasional Penanganan dan Evakuasi Kecelakaan Laut

Pangkalpinang, deteksipos – Kepala Badan Sar Nasional (Basarnas) Pangkalpinang, Fazzli menjelaskan bahwa saat ini Basarnas Pangkalpinang telah memiliki 2 alat pendukung operasional dalam mendukung penanganan dan evakuasi korban kecelakaan khususnya di perairan di Bangka Belitung, Kamis (10/3).

Adapun kedua alat tersebut, yang pertama Aqua Eye dan berikutnya Under Water Search Device. Kedua alat bantu operasional tersebut merupakan bantuan dari Basarnas Pusat yang memang di peruntukan bagi Basarnas Pangkalpinang sesuai dengan usulan yang pernah disampaikan kepada pihak Basarnas pusat.

Menurut Fazzli, saat ini Basarnas Pangkalpinang sangat perlu memiliki kedua alat tersebut, guna mendukung operasi penanganan dan evakuasi korban kecelakaan khususnya di perairan laut maupun sungai dan danau yang ada di Bangka Belitung umumnya.

“Saat ini kita memang memiliki dua peralatan baru yang diberikan oleh Basarnas pusat, untuk dapat memaksimalkan operasi SAR apabila terjadi kecelakaan orang tenggelam atau kecelakaan kapal,” terang Fazzli.

Dijelaskannya, kedua alat ini dikhususkan di air yang pertama ada Aqua Eye atau sonar pendeteksi bawah air yang berpungsi untuk digunakan saat mendeteksi keberadaan korban kecelakaan di kedalaman air. Jadi alat ini yang dioperasionalkan dengan sistem pendeteksian frekuensi atau sonar atau scanning.

“Jadi alat ini bisa dioperasionalkan dengan short range (jarak pendek) atau long range (jarak jauh) atau medium range (jrak menengah). Maksimal jaraknya 50 meter di kedalaman air. Jadi kita bisa dapat melakukan scanning untuk segera mengetahui keberadaan korban atau ada tidaknya korbannya,” jelasnya.

Ia menilai, kedua alat tersebut, bisa dioperasikan siang ataupun pada malam hari, karena tidak terpengaruh cahaya matahari. Karena ini menggunakan sistem sinyal akan dipantulkan kembali apabila ada objek di tabrak sehingga bisa dimonitor jaraknya dimana. Dan kalau sudah dimonitor, tinggal tim rescue untuk melakukan penyelaman.

Kemudian, alat kedua ini adalah underwater Water Search Device. Jadi kalau tadi ada Aqua Eye lebih ke penggunaannya, tidak banyak gerakan. Kalau yang ini lebih bisa digunakan sambil menggunakan perahu atau kapal yang bisa bergerak dengan cara alat scanningnya ini dimasukkan ke dalam air, nanti pipa-pipanya dirangkai sehingga sonarnya bisa dimasukkan ke dalam air, hingga nanti akan terbaca di layar monitor ada objek apa di bawah air, apakah ikan, kayu, kemudian benda-benda lain.

“Nanti dimonitor kita akan mudah diidentifikasi, kalau objeknya dapat di ketahui apakah besar. Kalau ada informasi orang tenggelam, bahwa kita yakini ini korban, akan kita lakukan penyelaman dan evakuasi untuk memastikannya. Jadi kedua alat ini paling tidak kita sudah memiliki alat yang mendeteksi di bawah air.

Ia menambahkan, selama ini pihaknya dalam pencarian korban selalu dilakukan di permukaan air, menunggu korban itu mengapung, ataupun bisa dilakukan tindakan penyelaman. Tapi kalau dapat meyakinkan kalau korban berada ditempat yang telah diketahui.

“Tapi dengan alat ini kita bisa melakukan scanning area tempat pencarian di perairan. Mau cuaca kurang baik, maupun baik yang penting alat sonar ini bisa masuk ke dalam air, masih bisa berfungsi. Walaupun malam hari juga dapat bisa berfungsi,” ungkapnya. (Amin)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *