Selain Molor, Proyek Tata Pamer Museun Dibangun Asal – Asalan

Belitung, deteksipos– Proyek Penataan Tata Pamer Museum Maritim di jalan raya Sijuk, Desa Tanjung Tinggi,  Kecamatan Sijuk, Belitung tidak selesai tepat waktu alias molor.

Proyek tersebut dikerjakan oleh  PT. Menara Setia Dengan konsultan pengawas Permata Kreasindo Consultant  molor. Proyek yang  menelan anggaran Rp. 12.754.000.000,-  dari Anggaran Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Ristek, Direktorat Perlindungan Kebudayaan  RI tahun anggaran 2021 seharusnya sudah selesai pada 31 Desember 2021 lalu.

Proyek ini meliputi pekerjaan penataan tata pamer dan perbaikan bangunan yang belum selesai dan rusak parah sejak dibangun pada tahun 2019 silam.

Selain pekerjaan inti penataan ruang pamer yang dilengkapi dengan berbagai ornamen dan lukisan dinding, terlihat perbaikan bangunan gedung.

Pantauan wartawan, Senin, (10/01/2021), mirisnya bangunan museum yang dibangun dengan anggaran fantastik itu, ada dua ruangan tampak depan tidak menggunakan beton namun dibangun dengan bahan gipsum yang diwarna sama dengan tembok lainnya sehingga terkesan asal dibangun.

Selain itu, tiang depan pintu masuk yang dibangun juga menggunakan gipsum.

Selanjutnya, pengerjaan lantai pemasangan keramik yang biasanya Pengadukan pasir, semen dan air menggunakan mesin molen (mixer concrete), diproyek tersebut diduga tidak digunakan.

Disisi lain, tampak pekerjaan plafon gedung yang ambruk dan perbaikan dibeberapa titik  bagian dinding yang mengalami keretakan. Anehnya ada pemasangan pagar pengaman di bagian balkon lantai 2 yang menggabungan dua jenis besi berbeda yaitu stainless dan holo.

Yang diketahui, besi stainless merupakan besi anti karat yang tepat digunakan mengingat lokasi Museum Maritim yang dekat dengan laut.

Selanjutnya, konstruksi kerangka plafon yang diduga dipasang menggantung dengan kawat besi saja.

Dilokasi yang sama kosultan pengerjaan, Senin, (10/01/2022), Dani mengaku hanya mengerjakan penataan tata pamer, sedangkan pekerjaan perbaikan gedung adalah pekerjaan pihak lain, sayangnya, Dani enggan mengungkapkan siapa pihak lain.

Padahal dilokasi proyek hanya ditemukan satu plank proyek.

“Pekerjaan  perbaikan itu tanggungjawab kontraktor lain, kami hanya mengerjakan penataan tata pamer,” kata Dani, yang didampingi kepala K3, Rendra, Senin, (10/01/2022).

Dari plank proyek terlihat pekerjaan dengan nomor kontrak : 1953/F4/LK.00.00/2021, dengan waktu pelaksanan 114 hari, sejak  10 september dan berakhir pada 31 Desember 2021.

“Ada perpanjangan masa kontrak hingga 30 januari 2022,” kata Dani.

Dani menambahkan, terkait perpanjangan kontrak dirinya tidak mengetahui secara detail. Sepengetahuannya perusahaan diminta untuk membuka Bank Garansi.

“Perusahaan diminta membuka Bank garansi hingga 31 januari 2021,” ungkap Dani.

Diketahui, Proyek Museum Maritim yang berdiri di wilayah objek wisata pantai Tanjung Tinggi, sudah dibangun sejak tahun 2019 lalu  dengan anggaran fantastis, mencapai Rp. 30.906.727.000,-.

Namun belakangan bangunan itu sudah mengalami keretakan dan dalam kondisi plafon sudah ambruk. Pada tahun 2021, Kemendikbud Ristek menggelontorkan kembali uang negara sebesar Rp. 12.584.000.000 untuk penataan tata pamer Museum Maritim..(welli)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *