Babel  

Penolakan Tambang di Batu Beriga Memanas, Pansus Turun Tangan

Lubuk Besar – Ketua Panitia Khusus (Pansus) Tambang Laut Batu Beriga, Pahlivi, bersama sejumlah anggota turun langsung ke Desa Batu Beriga pada Kamis (17/10/2024) untuk merespons keresahan masyarakat terkait rencana pertambangan oleh PT Timah.

Langkah ini diambil menyusul meningkatnya penolakan dari warga yang khawatir aktivitas tambang akan mengganggu mata pencaharian nelayan setempat dan merusak ekosistem laut di kawasan tersebut.

Setelah mendengarkan aspirasi dari ratusan masyarakat dan mengunjungi lokasi yang direncanakan untuk pertambangan, Pahlivi menyampaikan bahwa mayoritas warga menolak adanya aktivitas tambang di laut Batu Beriga.

“Lokasi rencana tambang itu merupakan tempat berlabuh kapal-kapal nelayan. Jika dijadikan lokasi pertambangan, bagaimana para nelayan bisa menangkap ikan dan di mana mereka akan menambatkan perahunya?” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa wilayah tersebut merupakan area penangkapan udang, cumi, dan hasil laut lainnya yang menjadi andalan nelayan kecil setiap hari.

Aspirasi masyarakat, menurut Pahlivi, akan dijadikan sebagai data faktual bagi Pansus dalam mengambil keputusan. Aspirasi masyarakat akan menjadi dasar bagi kami dalam menyusun langkah-langkah berikutnya.

Ketika ditanya apakah PT Timah boleh langsung beroperasi di tengah kontroversi dengan para nelayan, Pahlivi menyatakan harapannya agar semua pihak menjaga ketertiban dan keamanan.

“Kami berharap semua pihak menaati aturan. Aspirasi ini murni berasal dari masyarakat,” katanya.

Pahlivi juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa jika pertambangan dipaksakan, bisa memicu konflik sosial, terutama menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

“Kami tidak ingin aparat penegak hukum harus menghadapi tugas double, yakni menjaga keamanan tambang dan Pilkada sekaligus,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa saat ini pihaknya masih berupaya mencari kebenaran terkait situasi ini dan memahami regulasi yang berlaku.

“Kami berharap tidak ada aktivitas pertambangan untuk sementara waktu, guna mencegah terjadinya provokasi dan konflik sosial. Kami dari Pansus DPRD meminta agar tidak ada kegiatan apapun sampai ada kejelasan lebih lanjut,” tegasnya.

Pahlivi menegaskan bahwa laut Batu Beriga masih terjaga keasriannya. Saat musim barat, ketika perairan lain sulit dijadikan lokasi penangkapan ikan, laut Batu Beriga tetap menjadi andalan para nelayan, mereka bahkan berpindah ke bagian utara untuk mencari tangkapan.

“Hebatnya, nelayan Batu Beriga tidak pernah membatasi nelayan lain, untuk menangkap ikan di wilayah ini. Ini menunjukkan bahwa ekonomi di Batu Beriga tumbuh untuk semua orang. Sikap kooperatif mereka terhadap nelayan pendatang seharusnya menjadi contoh bagi kita semua,” pungkasnya. (Tama)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *