Pangkalpinang, Deteksi Pos — Depati Amir merupakan sosok kebanggaan masyarakat Bangka Belitung atas perjuangannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari Pulau Bangka. Pada 8 November 2018, Depati Amir resmi dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional dari Bangka Belitung.
Ketangguhan Depati Amir dalam melawan Belanda, yang mulai membuka tambang-tambang timah di Pulau Bangka, menjadikannya ancaman besar bagi penjajah. Upaya untuk mengusulkan Depati Amir sebagai Pahlawan Nasional telah dimulai sejak 2004, dilanjutkan pada 2007, dan akhirnya terwujud pada 2018.
Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Kepulauan Bangka Belitung, serta dukungan penuh PT Timah sebagai salah satu perusahaan tambang timah di wilayah tersebut. Impian masyarakat Bangka Belitung untuk memiliki Pahlawan Nasional akhirnya menjadi kenyataan.
Sekretaris TP2GD Kepulauan Bangka Belitung, Akhmad Elvian, mengungkapkan bahwa sebagai provinsi yang telah berdiri sejak tahun 2000, Bangka Belitung seolah belum lengkap jika belum memiliki Pahlawan Nasional. Depati Amir, sebagai putra kebanggaan Bangka Belitung yang turut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, layak mendapatkan pengakuan tersebut. Tim terus berjuang tanpa kenal lelah untuk memenuhi berbagai persyaratan pengajuan gelar Pahlawan Nasional bagi Depati Amir.
Elvian menjelaskan bahwa masyarakat Bangka Belitung telah lama menginginkan Depati Amir menjadi Pahlawan Nasional, yang tercermin dari penggunaan nama Depati Amir untuk berbagai fasilitas umum, jalan, dan lainnya.
“Pahlawan nasional bagi masyarakat Babel adalah mahkota. Seperti halnya raja tanpa mahkota, provinsi ini terasa kurang lengkap tanpa Pahlawan Nasional. Mahkota provinsi ini adalah pahlawan nasional, yang menunjukkan bahwa kita turut andil dalam membentuk dan memperjuangkan republik ini,” kata Elvian dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu.
Kehadiran Pahlawan Nasional dari Bangka Belitung membuktikan bahwa wilayah ini merupakan bagian integral dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. Apalagi, Bangka Belitung saat itu menjadi salah satu daerah yang diincar Belanda karena kekayaan alamnya, seperti timah dan lada.
“Mempunyai Pahlawan Nasional dari daerah ini menegaskan peran kita dalam pembentukan Indonesia. Provinsi ini kini lengkap dengan adanya pahlawan nasional, yang menjadi teladan, panutan, dan memberikan semangat untuk lebih giat membangun Bangka Belitung,” ujar Elvian.
Elvian menambahkan bahwa pengusulan Depati Amir sebagai Pahlawan Nasional tidaklah mudah. Tim harus mengumpulkan berbagai bukti sejarah yang valid tentang perjuangannya, termasuk mematahkan pernyataan sejarawan terdahulu yang menyebut Depati Amir menyerah. Penelitian bahkan dilakukan hingga ke Belanda untuk mencari bukti yang mendukung.
Pada saat itu, PT Timah juga berperan aktif dalam mendukung proses pengusulan Depati Amir sebagai Pahlawan Nasional dengan menyelenggarakan dua seminar yang menjadi salah satu persyaratan. Selain itu, PT Timah memfasilitasi tim peneliti untuk mencari arsip, baik di Arsip Nasional Indonesia maupun di Belanda.
“Peran PT Timah sangat signifikan dalam mendukung pengajuan gelar Pahlawan Nasional untuk Depati Amir. Mulai dari seminar hingga pengumpulan arsip, termasuk memfasilitasi penelitian ke Belanda. Salah satu arsip penting, *Memorie Van Overgave*, menunjukkan bahwa Depati Amir dikejar, dikepung, dan ditangkap—bukan menyerah. Ini menjadi bukti yang mematahkan pernyataan sebelumnya,” jelasnya.
Dalam memaknai HUT Kemerdekaan RI, Elvian mengingatkan pentingnya meneladani nilai-nilai perjuangan Depati Amir dan melanjutkan semangat juangnya.
“Siapa pun yang bertindak seperti penjajah dan merusak negeri ini bertentangan dengan perjuangan Depati Amir. Depati Amir menginginkan agar timah dikelola oleh negara, bukan oleh pihak asing. Sumpah Depati Amir mengingatkan kita bahwa siapa pun yang berkhianat kepada negeri ini akan menerima musibah. Jadi, jangan coba-coba mengkhianati perjuangan para pahlawan,” pesannya.
Anggota TP2GD, Ali Usman, juga mengungkapkan bagaimana tim berjuang keras untuk memastikan Depati Amir diakui sebagai Pahlawan Nasional, meskipun dengan keterbatasan anggaran yang hanya mengandalkan swadaya dan bantuan dari masyarakat, termasuk PT Timah. Semangat yang sama dirasakan oleh semua pihak yang terlibat.
“Depati Amir bukan hanya simbol Bangka Belitung, tetapi juga perekat antara NTT dan Bangka Belitung. Banyak pihak terlibat karena kita semua ingin Depati Amir menjadi Pahlawan Nasional,” ungkapnya.
Menurut Ali Usman, PT Timah memainkan peran penting dalam mendukung tim melengkapi berbagai persyaratan pengusulan Pahlawan Nasional.
“Peran PT Timah sangat besar, mulai dari seminar hingga fasilitasi pengumpulan arsip. Banyak pertemuan penting juga diadakan di PT Timah. Pada saat itu, manajemen sangat mendukung upaya kami untuk memiliki Pahlawan Nasional,” pungkasnya. (**)