Bangka, Deteksi Pos — Keterlambatan pembangunan Puskesmas Belinyu kembali menjadi sorotan. Kepala Puskesmas Belinyu Bahri yang juga merangkap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) memastikan pemborong tetap dikenakan denda sesuai aturan.
Bahri juga menanggapi permintaan anggota DPRD Bangka dari Gerindra, Mendra Kurniawan, yang sebelumnya meminta PPK memutus kontrak dengan pelaksana proyek karena keterlambatan dinilai tidak lagi dapat ditoleransi.
“Permintaan itu tetap kita tinjau dari sisi efisiensinya. Namun dalam hal ini diberikan kesempatan kedua kepada penyedia,” kata Bahri saat dikonfirmasi, Senin (29/12).
Ia menegaskan kesempatan kedua bukan berarti pihak penyedia bebas dari konsekuensi. Pemborong wajib menandatangani surat pernyataan sanggup menyelesaikan pekerjaan dan tetap dikenakan denda keterlambatan.
“Penyedia juga wajib membuat pernyataan sanggup menyelesaikan pekerjaan,” ujarnya menambahkan.
Diketahui, pembangunan Puskesmas Belinyu tidak selesai tepat waktu sesuai jadwal kontrak. Proyek yang digarap sejak 14 April 2025 itu molor dari target penyelesaian 20 Desember 2025.
Proyek dengan nilai Rp 8,6 miliar itu dikerjakan CV Pesona Jagad Raya, perusahaan yang beralamat di Jalan Kartini No.25 Kampung Jawa, Kelurahan Srimenanti, Kecamatan Sungailiat.
Pembangunan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun 2025 untuk memperkuat layanan kesehatan masyarakat di wilayah Belinyu dan sekitarnya.
Pantauan wartawan pada Sabtu (27/12/2025) menunjukkan aktivitas pekerjaan masih berlangsung di sejumlah titik bangunan, meski masa kontrak sudah berakhir. “Progres baru sekitar 90 persen. Masih banyak finishing dan pekerjaan lain yang harus kami kejar,” kata seorang pekerja berinisial Yanto ketika ditemui di lokasi.
Yanto menyebut keterlambatan terjadi karena banyak item pekerjaan baru dapat dikerjakan di tahap akhir. Namun ia enggan merinci sumber hambatan teknis di lapangan.
Warga juga ikut menyoroti molornya pembangunan. Mereka menilai ritme pengerjaan sejak awal terkesan lambat dan minim pengawasan.
“Dari awal sudah kelihatan bakal molor. Pekerjanya sedikit dan kadang tidak penuh seharian di lokasi,” kata Andi, warga Belinyu.
Andi berharap proyek segera tuntas agar pelayanan kesehatan kembali normal dan masyarakat tak terus menunggu.
Hingga kini pihak kontraktor belum memberikan penjelasan resmi terkait penyebab utama keterlambatan maupun strategi percepatan penyelesaian.
Masyarakat berharap pembangunan tidak kembali terganggu dan bisa segera rampung agar pelayanan publik di Bangka tidak terhambat lebih lama. **
![]()



















