Caption : Ilustrasi
Opini
Oleh Suherman Saleh Pemimpin Redaksi deteksipos.com
Bangka, Deteksipos- Kejadian menggemparkan kembali mencuat di dunia jurnalistik Provinsi Bangka Belitung. Seorang wartawan Bodrex, yang juga menjabat sebagai pemimpin redaksi di sebuah media kontroversial, mencoba mencari pembenaran dari pembaca terkait kontroversi berita-berita yang dihasilkannya.
Dengan bangga, Jus menerbitkan berita-berita hoax seolah-olah kebenaran, tanpa menyadari bahwa tindakannya ini dapat berujung pada konsekuensi hukum, mengingat undang-undang IT yang selalu mengancam.
Jus, yang tidak menyadari bahwa pendidikannya hanya setingkat Sekolah Dasar, lebih jauh lagi, dengan kemampuan dan latar belakang yang minim, berani menyandang gelar sebagai pemimpin redaksi di media yang ia dirikan sendiri.
Dampaknya terasa jelas, karya pemimpin redaksi tanpa pendidikan tersebut sangat bias dan cenderung menyesatkan pembaca dengan opini yang tendensius.
Dewan Pers telah menetapkan standar ketat untuk pemimpin redaksi dalam sebuah perusahaan media, mempertimbangkan tanggung jawab luas yang diemban oleh sosok tersebut.
Keputusan Jus menimbulkan kekhawatiran, terutama terkait potensi perubahan fokus dan narasi berita di bawah kepemimpinan dengan tingkat pendidikan yang rendah dan pengalaman minim dalam dunia media.
Beberapa pihak juga mengkhawatirkan munculnya konflik kepentingan atau bias dalam liputan yang dipimpin oleh Jus. Kritik terhadap kemampuan pemimpin redaksi yang minim pendidikan muncul, menyoroti perlunya pemahaman yang mendalam terhadap visi dan misi sebuah perusahaan media.
Industri media secara keseluruhan sedang memperhatikan perkembangan ini, dengan banyak pihak mempertanyakan dinamika perubahan yang mungkin terjadi dalam redaksi media yang dipimpin oleh individu berpendidikan rendah.
Dalam atmosfer spekulasi dan keprihatinan ini, masa depan pemberitaan dan kredibilitas media tersebut menjadi pusat perhatian di kalangan masyarakat.