Iskandar, S.I.P Berfoto Bersama Bupati Bangka dan Undangan Lainnya
BANGKA, Deteksi – Masjid Ayyub Saman yang telah berdiri kokoh dan telah diresmikan oleh Bupati Bangka, Mulkan SH, MH, ternyata punya histori tersendiri buat Iskandar beserta keluarga besar. Nama Ayyub sendiri di ambil dari nama orang tua Iskandar, sedangkan Saman merupakan nama kakek dari Iskandar, politisi partai PDI Perjuangan Kabupaten Bangka.
Menurut Iskandar, yang kini menjabat Ketua DPRD Kabupaten Bangka menjelaskan bahwa awalnya Ia sangat terinspirasi untuk memberikan nama masjid yang telah Ia bangun dengan nama orang tua dan kakeknya, alasannya karena selama ini lahan tempat dirinya membangun masjid punya histori tersendiri bagi dirinya, Sabtu (18/12).
“Saya pada hari Rabu, 15 Oktober 1970 dilahirkan di muka bumi ini dengan seorang Bapak yang bernama Ayyub. Ayyub juga dilahirkan dari seorang Bapak bernama Saman. Ayub itu Bapak kandung saya, sedangkan Saman itu kakek saya. Dan saya lahir di dunia dengan ibu saya Almarhum Rusna binti Bujang,” jelas Iskandar.
Dikatakannya, niat dirinya akan bangun masjid ini lebih besar, lebih indah, lebih bermanfaat dan akan Ia kasih nama dengan nama ayah dan kakeknya. Keberadaan masjid ini merupakan yang pertama di Jalan lintas timur. Dan Ia berharap kepada masyarakat silahkan untuk beribadah di masjid ini.
“Ini untuk umum, untuk umat, sudah saya niatkan hati nurani saya bahwa masjid ini untuk umat beribadah, dan berwisata dan bersenang-senang di lingkungan masjid ini. Terutama selain masjid di samping sudah saya siapkan pemancingan saya buat masyarakat dan umat beribadah di sini secara gratis,” ujarnya.
Dijelaskannya, biasanya untuk bangun masjid itu, harus ada ketua panitia, sekretaris panitia dan bendahara. Kalau ini tidak ada, karena ia telah merancang sendiri semuanya. Filosofinya dari 9 gubah itu dirinya belajar di Kabupaten Jepara, kemudian ia turun ke Bandung.
“Saya turun ke kabupaten di Jawa dan yang lainnya, sehingga saya harus membangun masjid berjumlah 9 gubah yang berarti Insya Allah masjid ini selalu dijaga oleh 9 wali. Bentuk gubah ini bentuk tudung saji. Biasanya seluruh dunia gubah masjid sudah dirancang sedemikian rupa, jadi saya ingin membuat masjid ini selain 9 gubah juga berbentuk tudung saji,” Kata politisi Partai PDI Perjuangan Kabupaten Bangka.
Ia menambahkan, tudung saji ini merupakan adat istiadat dari masyarakat Kabupaten Bangka. Dikatakan para leluhur terdahulu, adat istiadat jangan dihilangkan. Inilah salah satunya yang ia ingin melestarikan dari pada tudung saji adalah tempat dari masyarakat bersenang-senang, beribadah, bahwa tudung saji itu penutup dari makanan sepintu sedulang yang ada di adat istiadat di propinsi Bangka Belitung. Warnanya merah kuning hijau.
“Saya mengawali ini dengan hati nurani saya. Mari kita tingkatkan amal ibadah kita, Kita akan bisa dan selalu bisa berbuat apa yang kita inginkan asalkan kita punya niat. Harapan saya masjid Ayyub Saman ini memang saya dirikan menaranya setinggi kurang lebih 16 meter, ini harapan saya untuk memberi semangat ke Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka,” pungkasnya. (Amin)