Wakil Bupati Bangka, Syahbuddin,S.I.P di Dampingi Oleh Asisten 2 bidang Perekonomian dan Pembangunan, Rahmat Gunawan, Deputi Kepala Perwakilan BI Babel, Edi Jorsinarpurba, Staf Ahli Bupati Bangka, Zulkarnain Idrus dan Deputi Bidang BI Babel
BABEL, Deteksi – Wakil Bupati Bangka, Syahbuddin, S.I.P membuka kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Layanan Sistem Pembayaran Bank Indonesia serta Cinta Bangga Faham Rupiah yang di selenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Babel dengan Pemkab Bangka di Ballroom Aurora Tanjung Pesona Sungailiat, Kabupaten Bangka.
Hadir Pada kesempatan tersebut, Deputi Kepala Perwakilan BI Babel, Edi Jorsinarpurba, para Deputi Bidang BI Babel, Asisten dua, tiga Pemkab Bangka, Perwakilan Kepala OPD Pemkab Bangka, Para Sekretaris OPD, Kabag, Kabid, Kasubag, Kasi di Pemerintahan Kabupaten Bangka, Kamis (7/10).
Dalam amanatnya, Wakil Bupati Bangka, Syahbuddin, S.I.P mengatakan melalui Sosialisasi dan Edukasi layanan sistem pembayaran Bank Indonesia dan akses layanan keuangan digital yang diawasi oleh Bank Indonesia menggunakan aplikasi agar
proses transaksi menjadi lebih mudah, cepat dan terjaga keamanannya.
“Dengan adanya alat pembayaran sistem non tunai diharapkan kita dapat mendorong kesejahteraan perekonomian masyarakat khususnya Kabupaten Bangka untuk para ASN dan para pelaku UMKM saat ini,” Terang Syahbuddin, S.I.P.
Dikatakannya, pada era globalisasi saat ini tantangan mata uang rupiah semakin besar, mencakup hal-hal kepentingan mata uang asing dan perkembangan dunia digital serta menolak kebijakan mata uang dan ingin kembali pada mata uang emas perlu di waspadai agar mata uang Rupiah tetap terjaga.
“Sosialisasi ini guna meningkatkan mata uang Rupiah dan satu-satunya alat pembayaran yang sah dalam perekonomian nasional. Kesetiaan dalam penggunaan mata uang Rupiah berarti kita meningkatkan nilai mata uang negara kita sendiri. Namun sebaliknya jika kita menyukai mata uang asing berarti kita turut menurunkan nilai Rupiah,” Jelasnya.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Babel, Edi Jorsinarpurba menjelaskan bahwa sistem pembayaran Bank Indonesia salah satu sendi dalam kehidupan saat ini. Salah satu sistem pembayaran yang ada di Indonesia adalah menggunakan mata uang Rupiah dalam melakukan pembayaran dan transaksi apapun dalam perekonomian nasional saat ini.
“Kalau dulu kita menggunakan transaksi dengan sistem Barter dan saat ini kita telah menggunakan mata uang Rupiah dalam hal pembayaran. Sekarang ada lagi yang namanya digitalisasi yang sudah masuk pada sendi-sendi kehidupan kita sehari-hari. Manfaat dari digitalisasi banyak salah satunya mempermudah kita dan memperlancar urusan kita dalam bertransaksi dan pembayaran,” Ujarnya.
Kemudian, pada era globalisasi saat ini sistem digitalisasi sudah banyak digunakan oleh semua negara di dunia, selain banyak manfaatnya juga ada resiko yang akan dihadapi dalam penggunaan teknologi digital ini.
“Kita dapat pungkiri bahwa pandemi Covid-19 saat ini membawa implikasi pada pertumbuhan ekonomi nasional kita. Dan pada awal pandemi Covid-19 perekonomian kita menurut sangat signifikan dengan berlakunya sistem PPKM oleh Pemerintah. Kami mengakui bahwa salah satu strategi pemulihan ekonomi saat ini adalah melalui pemanfaatan sistem digitalisasi ini,” Ungkapnya.
Ia menambahkan, Bank Indonesia konsisten mendorong implementasi dan transaksi digital saat ini. Upaya sudah dilakukan untuk melakukan pemulihan perekonomian nasional saat ini. Dengan salah satu terobosan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
“Dengan sistem QRIS ini dengan standar nasional Indonesia dapat membantu pemulihan ekonomi nasional kita, UMKM kita bagaimana mereka mau bertransaksi tanpa harus menggunakan uang cas atau pembayaran tunai. Dengan adanya transaksi non tunai ini akan memberikan dampak kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemkab Bangka,” Kata Deputi Kepala Perwakilan BI Babel, Edi Jorsinarpurba. (Amin)